LMND Mataram Gelar Dialog Publik : Anti Intoleransi Sebagai Bentuk Menjiwai Pancasila

Advertisement

LMND Mataram Gelar Dialog Publik : Anti Intoleransi Sebagai Bentuk Menjiwai Pancasila

Kalingga
Minggu, 25 Oktober 2020


Visirakyat (Mataram) -- Liga Mahasiswa Nasional Untuk Demokrasi (LMND) Kota Mataram menggelar dialog publik, , dengan tema Anti Intoleransi  Sebagai Bentuk Menjiwai Pancasila,  yang dilaksanakaan  pada Minggu (25/10) di Kedai Millenials Mataram.

Dalam sambutannya , Aitha selaku Ketua EK LMND Kota Mataram menyatakan dengan kegitan ini maka kita harus lihai dalam menjiwai pancasila seutuhnya.


"Kita harus menjiwai pancasila ini seutuhnya, kita harus  bersatu seperti bunyi sila ke-tigaPancasila, yakni persatuan indonesia, dan persatuan- persatuan di indonesia ini masi kita sama-sama jaga." ujarnya.


Sementara Isnaini Ibrahim selaku salah satu pembicara membahas tentang Konsep pancasila sebagai identitas dalam kehidupan.


"pancasila adalah identitas kita di Indonesia, yang memiliki beragam keyakinan, adat istidat namun tetap kokoh dengan idiologi pancasila, dan banyak ngera yang memiliki  idiologi di luar sana yang terpecah Karena idiologi, seperti unisovied dan India. Dan yang membuat kita sakti dari 1945 yang membuat kita bertahan adalah pancasila yang menyatukan kita." imbuhnya.


Dilanjutkan oleh isnaini bahwa penetapan kerangka pancasila dibuktikan dengan adanya piagam Jakarta, yang dulu menolak pancasila yang berbasis keislaman menjadi dasar negara karena yang memperjuangkan indonesia bukan hanya umat Islam. 


Dasar pancasila,  Ketuhanan Yang Maha Esa,  pada sila pertama sudah mempersatukan indonesia yang memiliki banyak perbedaan baik ras, suku, agama dan budaya. Dimana ada 17 ribu pulau yang ada di indonesia,  yang memiliki banyak perbedaan namun disatukan dengan pancasila dan indonesia adalah negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia itu tetap utuh dengan idiologi pancasila.


Konsep penjiwaan pancasila dalam mereduksi nilai nilai intoleran di sampaikan juga oleh Dirresnarkoba Polda NTB, Helmy Kwarta Kusuma.


Dirinya mengatakan bahwa  Kalau kita bicara tentang latar belakang, tentang anti intolerans Kita persempit ke intoleran yang artinya tidak Intoleransi  itu cuma satu warna, satu wajah dan bentuk dan tidak menerima yang baru lalu kemudian yang muncul hanya satu dan tidak boleh ada yang lain.


" Intoleran adalah sikap yang menghancurkan, jika menjadikan pancasila sebagai item untuk tidak melegitimasi siapapun. Jadi kita harus menjadikan pancasila sebagai dasar untuk mempererat, memperkuat republik ini.'" ujarnya.


Sementara Nurjannah Aktivis perempuan Mengemukakan falsafah pancasila bagaimana pemaknaan dalam kehidupan itu sebenarnya perempuan juga terlibat dalam perumursan pancasila. bahwa hadirnya pancasila Juga tidak terlepas dari kaum perempuan, seperti raden ayu maria ulfa sanoso dan siti sukaptinah sunario.


Dicontohkan juga saaat ini, bahwa ternyata perempuan sangat rentan nilai nilai intoleran seperti aktor pengeboman gereja di Kota Surabaya.


" Ternyata sekarang perempuan juga menjadi kontributor sebagai pengeboman gereja yang di Surabaya, Bagaimana peran perempuan yang melibatkan anaknya coba pelaku intoleran sekarang mereka diakui sebagai jalan untuk mewujudkan peran-peran perempuan. Orang perempuan itu adalah Meledakkan rahimnya untuk menciptakan prajurit Tuhan yang menjanjikan surga, itu adalah bentuk intoleran,”pungkasnya. (Red)