Visirakyat (Denpasar-Bali) -- Menyambut perayaan hari Sumpah Pemuda yang jatuh setiap tanggal 28 Oktober setiap tahunnya. Pada hari Sabtu (24/10/2020) pukul 16.00 wita hingga selesai, Komunitas Turun Tangan Bali mengadakan kegiatan berbagi nasi dhuafa dengan membagikan 300 nasi bungkus dan nasi jinggo (nasi daun) kepada para sosok-sosok yang kehidupannya dibawah rata-rata.
Sosok-sosok tersebut
yang mendapatkan bantuan nasi bungkus diantaranya petugas kebersihan, buruh
angkut sampah, pemulung, tuna wisma, supir angkutan umum, supir aplikasi
daring, tukang angkut (suun) pasar, pengamen jalanan, kuli
bangunan, pedagang asongan dan pedagang kaki lima. Dalam melangsungkan kegiatan
berbagi Nasi Dhuafa komunitas Turun Tangan Bali dibantu oleh Komunitas Leo Club
Bali Shanti dan Para Relawan binaan Komunitas Turun Tangan.
Adapun titik-titik
pembagian terbagi menjadi 3 area. Area pertama mencakup kawasan Tempat
Pembuangan Akhir (TPA) sampah di kawasan Suwung Denpasar Selatan atau lebih
dikenal dengan TPA Suwung/TPA Sarbagita. Disana terdapat ratusan pemulung dan
buruh angkut sampah yang mengais rezeki dengan mengumpulkan plastik bekas untuk
dijual kembali. Rata-rata para pemulung merupakan warga asli Kota Jember yang
merantau di Pulau Dewata. Di lahan seluas 5 hektar ini selalu ramai setiap
harinya dari pagi hingga malam.
Area kedua pembagian
naso difokuskan di Depo Sampah kawasan Genteng Biru Jalan Teuku Umar Denpasar,
Depo Sampah Jalan Pulau Kawe Denpasar,Pemukiman semi permanen warga yang
berprofesi sebagai pemulubg di Jalan Pulau Roti Denpasar, Depo Sampah Jalan
Merpati Monang-Maning Denpasar,Depo Sampah Jalan Gunung Agung Denpasar
(Lapangan Kompyang Sujana),Jalan Gajah Mada dan Jalan Gunung Agung Denpasar.
Titik terakhir yang
menjadi fokus pembagian nasi adalah Depo Sampah Pasar Kreneng Denpasar, Depo
Sampah Jalan Cok Agung Tresna Renon,Jalan Mahendradata Denpasar,Jalan Cargo
Permai Denpasar,Jalan Cargo Denpasar,dan kawasan Pasar Cargo Denpasar.
Sebelum membagikan
nasi para relawan berkumpul di toko retail modern di Jalan Dipenogoro Sanglah
Denpasar untuk menata dengan rapiu nasi bungkus dan air mineral agar lebih
mudah saat dibagikan. Dengan tetap menerapkan protokol kesehatan ditengah
pandemi covid-19, saat akan berangkat relawan yang membagikan nasi tetap menggunakan
masker kain/bedah serta tak lupa membawa hand sanitizer untuk menjaga
kebersihan.
Salah satu Srikandi
dari Komunitas Turun Tangan Bali bernama Devira Rizky Anggraeni menuturkan
pengalamannya saat menbagikan nasi di TPA Suwung/Sarbagita. Menurutnya kegiatan
program berbagi nasi dhuafa begitu asik dan sangat bermafaat bagi sesama.
"Semoga kegiatan
ini brejalan terus. Membagikan nasi di TPA seru tantangannya dari mulai harus
menahan aroma gas metana yang dihasilkan sampah,debu ,dan panas matahari yang
menyengat. Keep Fighting dan bravo buat kegiatan Turun Tangan Bali" ungkap
dara kelahiran Nganjuk,27 Juli 1991 ini.
Relawan lainnya yakni
I Gede Jenendra Suryana atau akrab disapa Jen juga merespon positif kegiatan
berbagi nasi dhuafa yang telah berlangsung selama 3 kali ini.
"Kesan saya
kepada kegiatan sangat baik. Saya berharap kegiatan ini berlangsung secara
konsisten" tandas pemuda yang jago bela diri Taekwondo ini.
Relawan tangguh
lainnya bernama Ni Putu Emi Sani Pertiwi berharap melalui kegiatan berbagi nasi
dhuafa bisa menumbuhkan kepekaan sosial untuk turut membantu sesama.Apalagi
kondisi perekonomian saat ini begitu sulit untuk mendapatkan rezeki.
"Sangat senang
bisa berbagi antar sesama, saling melengkapi dan bisa meresakan kedekatan dengan
masyarakat" tutur gadis Asal Bali kelahiran 27 Mei 2001 ini.
Ditemui dilokasi
kegiatan Project Leadee sekaligus Koordinator Perencaan Komunitas Turun Tangan
Bali yakni Herdian Armandhani atau akrab disapa Dhani mengatakan bahwa kegiatan
berbagi nasi Dhuafa adalah bagian dari program kerja Komunitasnya. Ia berharap
melalui kegiatan ini bisa menginspirasi pemuda lainnya di Bali untuk bisa
berkontribusi positif bagi masyakarat disekitarnya dan bisa memberikan
solusi
"Saya mengajak
anak muda di Bali khususnya di Kota Denpasar untuk bisa membantu masyarakat
disekitarnya yang memerlukan uluran tangan serta memberikan solusi nyata serta
tidak berpangku tangan saja. Pemuda harus bisa menjadi agen perubahan di
masyarakat untuk sebuah perubahan yang positif" tegas pemuda Alumni Kader
Bela Negara Batalyon Zeni Tempur 18/KYR tahun 2015. (Red/Dhani)