Surabaya (VR) -- Beredarnya Video kerumunan saat pesta ulang tahun (ultah) ke-56 Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa di kompleks Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Rabu (19/5) malam, membuat masyarakat dan warganet di Surabaya gempar.
Kegemparan ini termuat pada platform Facebook, Twitter, Instagram, Youtube, hingga aplikasi chatting WhatsApp (WA). Baik pemilik akun maupun netizen, ramai-ramai bereaksi keras dan menyayangkan pejabat negara sekelas gubernur menggelar pesta ultah ditengah pandemi Covid-19, bahkan memicu kerumunan dari tamu undangan.
Reaksi keras, disertai kecewa dan marah, salah satunya dilontarkan Ketua Umum Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Nahdlatul Ulama (PP PDNU) dokter Muhammad S Niam.
“Jangan salahkan rakyat yang tidak mematuhi protokol, jika pemimpinnya juga tidak bisa menjadi teladan. Jangan masalahkan lonjakan kasus, jika prokes 5M hanya sebagai slogan,” geram Niam, Kamis (20/5).
“Jangan khawatirkan keluarga yang menjadi korban, orang-orang tercinta yang terkapar di ruang perawatan, dan nakes yang sudah kewalahan dan kehilangan harapan, jika pencegahan wabah setengah-setengah dan bukan persoalan prioritas penanganan,” sambungnya.
Lanjut Niam, ketika disuarakan kekesalan nakes dengan ungkapan “Indonesia Terserah” banyak yang mengeluh. Ketika dianjurkan upaya pencegahan dengan prokes 5M, banyak yang abai bahkan para pemimpinnya ikut-ikutan tidak patuh.
“Apakah harus menunggu datangnya penyesalan, ketika Indonesia menjadi India selanjutnya? Na’udzu billah min dzalik, tsumma nastaghfirullah al’adzim,” ucap dokter yang juga anggota Endoscopic and Laparoscopic Surgeons of Asia (ELSA) itu.
Pihaknya malah memberi pervandingan ketika Wali Kota Malang, Sutiaji menggelar ultah di tengah pandemi Covid-19 dengan mengundang sejumlah anak panti asuhan, keluarga, serta beberapa staf pada Mei 2020.
“Itu saja ribut orang Malang, gitu lho. Ini malah besar-besaran kayak gitu, dan ditengarai Jatim itu varian-varian baru sudah masuk. Itu kan ya namanya pembiaran,” katanya.
Dokter Muhammad S Niam, merasa jengkel, karena semua pihak, terutama dokter yang menangani langsung pasien dan menyiapkan prokes secara teliti sudah bekerja mati-matian, termasuk membuat hidup tak senormal sebelumnya dan banyak rumah sakit gulung koming (kelimpungan), itu semua karena tekad agar Covid-19 segera berakhir.
“Maka ketika melihat pemimpin, kepala daerah seperti itu, gemasnya bukan main. Kalau mau dibilang marah, ya marah lah! Marah dan kecewa gitu, karena pemimpin yang harusnya menjadi teladan tidak bisa jadi teladan,” katanya.
Sebelumnya, dalam video yang beredar luas di media sosial dan diunggah sejumlah channel Youtube, termasuk YuTimes dan MPS TV, memperlihatkan kerumunan dalam pesta ultah ke-56 Khofifah yang dihadiri artis ibu kota, Katon Bagaskara.
“Matur sembah nuwun Pak Emil, matur nuwun Bu Khofifah. Terima kasih banyak bapak ibu, terima kasih untuk datang di pesta saya,” seloroh Katon dalam video yang disambut tawa undangan.
Video itu kini terus menjadi bahan perbincangan warga dengan kondisi covid 19 dimana kekhawatiran akan munculnya klaster dan varian baru.
Sementara itu, Kepala Biro Administrasi Pimpinan, Agung Subagyo membantah video yang memperlihatkan kerumunan dalam pesta ulang tahun (ultah) ke-56 Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa mengabaikan protokol kesehatan (prokes) Covid-19.
“Semua berjalan sesuai prokes,” kata Agung saat dikonfirmasi salah satu media online surabaya.
Dia juga menuturkan, video yang beredar luas di berbagai platform media sosial tersebut adalah acara tasyakuran bersama anak yatim dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemprov Jatim.
Jadi bukan ultah Gubernur Khofifah? “Bertepatan dengan ultah Ibu,” elak pejabat berperawakan kalem tersebut. (Red)