Dompu
(Visirakyat) – Semakin massivenya ancaman bencana ekologi
akibat pembabatan hutan direpublik ini, membuat para aktivis menyoroti
pengengelolaan hutan yang tidak mempertimbangkan berbagai aspek. Seperti
keberlanjutan hutan dan ekosistenmnya, keamanan dan keselamatan kawasan
terdapak lainnya.
Hal ini diungkpkan Sarjan
MT, Dalam diskusi rutin yang dilaksanakan Lojja nggengge intitut yang
mengangkat tema Pembabatan Hutan pada Minggu (5/6) via zoom meeting.
Sarjan menjelaskan bahwa kesatuan
Pengelolaan Hutan di Dompu dapat di koordinasikan secara baik dan benar antara
pihak provinsi dan kabupaten agar tidak berlarut-larut.
“Selama ini hutan dibiarkan
menjadi garapan oknum yang memanfaatkan hutan secara brutal tanpa mengindahkan
keberlanjutan daya dukun hutan untuk ekosistim dan keamanan atau keselamatan
hidupan masyarkat sekitarnya,” Ungkap Sarjan.
Ditambahkan bahwa Hutan atau
lingkungan hidup adalah milik generasi akan datang yg dititipkan kepada
generasi sekarang untuk di kelolah secara baik dan benar, oleh karena pengelolaan
hutan sekarang harus dijamin, tetap dapat dimanfaatkan juga oleh generasi akan
datang bukan sekedar mewariskan hutan yang sudah rusak atau tidak layak bahkan
menyumbangkan bencana musiman bagi mereka akan datang.
Paradigma pengelolaan hutan
harus secara holistik antara ekonomi dan ekologisnya artinya hutan dilihat
sebagai Rahmat Tuhan yg dapat dimanfaatkan dan dikelolah untuk kebutuhan
masyarakat.
“ Oleh kerenanya identifikasi dan klasifikasi lahan hutan utk masyarakat mesti dilakukan secara kaidah jenis lahan dan topografi sebagai pertimbangkan bukan sekedar asal lahan semua di gunakan tampah ada studi kelayakan yang memadai sebelum di alih fungsikan sebagai lahan perkebunan atau sejenis oleh masyarakat,” Pungkasnya. (RAH)