VISI -Maju mundurnya pembahasan Bandara di Buleleng Bali Utara. Menurut Nyoman Tirtawan yang merupakan salah satu pelaku pariwisata di Buleleng, sebenarnya tinggal menentukan kepastian pembangunan. Terkait lokasi mantan Anggota DPRD Bali ini menyarankan posisi Menjorok ke laut.
Baca Juga:
https://www.visirakyat.my.id/2021/10/didorong-massa-fanatiknya-mantan.html?m=1
Analisa sederhananya jika diambil menurut hitung hitungan penghasilan bahwa 1800 Triliun per tahun potensi devisa Indonesia hampir setara APBN Indonesia belum digarap secara optimal dari sektor pariwisata.
Jika negaramau berinovasi dibidang pariwisata maka, jika dibanding Negara Malaysia yang sekitar 1/6 luas Indonesia punya kunjungan Wisman sebanyak 25 juta pertahun. Indonesia kunjungan wisatawannya 150 juta dengan estimasi dihitung prakiraan devisanya adalah 150 juta x 1.760.000 Average of Spend x 7 lenght of stay = 1.848 Triliun.
Target ini tidak muluk muluk dengan target potensi devisa itu dengan kerja keras dan benar-benar profesional karena Indonesia sangat terkenal akan kekayaan flora dan faona Indonesia punya culture yang magis, jejeran vulkano dari Sabang -Merauke.
Baca Juga:
https://www.visirakyat.my.id/2021/10/bpn-lakukan-pengecekan-lapangan-kompada.html?m=1
Potensi Hutan tropis yang kaya akan bahan medis terbaik di dunia serta kawanan orang hutan yang sangat digemari para tourist. Hamparan terumbu karang Wakatobi, West Bali National Marine Park, Raja Ampat yang sangat penomenal serta Komodo Island yang satu-satunya reptil purba memiliki keunikan di dunia bisa menjadi daya tarik terbaik di dunia.
Sedangkan, Pulau Bali dikenal sampai ke dunia internasional lebih kurang lima benua, maka dicermati dan evaluasi strategi mempromosikan Indonesia mulai dari Bali.
"Sangat disayangkan infrastruktur penunjang pariwisata kita dari akses dan pelayanan masih jauh tertinggal dengan singapura, Thailand, Malaysia. Masih tertinggal dalam kemajuan perkembangan dunia penerbangan Internasional, " Urainya.
Menurut Nyoman Tirtawan bandara di Bali Utara kenapa mendesak kebutuhannya sebab beberapa indikator.
Pertama, mengingat Bandara Ngurah Rai adalah Bandara yang sudah ketinggalan zaman, karena tidak bisa menampung pesawat boeing yg berkapasitas diatas 800 penumpang dan tidak memiliki double garbarata ( garbarata exit/enter atas bawah).
Garbarata ini fungsinya untuk mengangkut CARGO alat-alat konser WORLD CLASS seperti konser musik rock sekelas GUN'S & ROSE, BTS, FINAL WORLD FOOT BALL, FINAL CHAMPION LEAGUE dan lainnya yang memerlukan CARGO CONTOINER, itu hanya bisa dimuat oleh pesawat Boeing.
Kedua, kehadiran Bandara Bali Utara bisa menjadi Jangkar Pariwisata Indonesia karana posisinya sangat strategis sebagai konektor Bali-Sulawesi, Bali-Kalimantan, Bali-Wilayah Timur Indonesia.
Hal ini menurunya perlu kebijakan Negara khusus Presiden Jokowi sehingga visi masyarakat di Bali Utara ini segera terwujud.
Saat ini publik di Bali terpecah apakah di laut atau didarat, atau darat menjorok ke laut.
Menurut Tirtawan yang pas adalah Bandara ini seyogyanya Bandara Bali Utara menjorok ke laut dengan berbagai pertimbangan yakni,karena tidak memerlukan banyak lahan, dan ramah lingkungan.
"Saya pernah survei di Kubu Karang Asem ada lahan seluas 3000 Hektare tertutup lava Gunung agung, jika di pake bahan untuk reklamasi, di Buleleng bukan hanya punya bandara tetapi membuat lahan subur baru," Terangnya lebih lanjut.(red)