Keluarga Korban Penganiyaan Puluhan Orang di Kaliasem, Dua Orang Kritis

Advertisement

Keluarga Korban Penganiyaan Puluhan Orang di Kaliasem, Dua Orang Kritis

Kalingga
Senin, 07 Maret 2022

Buleleng, Visinusantara.my.id -- Pengakuan para korban dikeroyok Puluhan Orang dengan sajam menjadi perhatian publik, aparat kepolisian di dibuleleng menjadi sorotan setelah dua orang korban dari satu keluarga Jro Mangku Putu Mas Merta kritis di RSUD Buleleng.

Para korban yang jumlahnya empat orang menyayangkan adanya informasi saling serang dari media mainstream yang seolah mengabaikan kondisi para keluarga yang kritis akibat dianiaya saja, di Desa Kaliasem Kecamatan Banjar Buleleng.

Setelah Keluarga Korban Jro Mangku Putu Mas Merta dirawat di RSUD Buleleng banyak fakta fakta akhirnya terungkap di malam Ngembak Geni Pasca Nyepi di Desa Kaliasem Kec Banjar. 

Adalah Ketut  Suartana selalu perwakilan keluarga korban sekaligus pelapor membantah bahwa ada Tindakan Saling Serang, apalagi dari pihak keluarga tidak satupun melakukan tindakan perlawanan dibuktikan dengan kesaksian para saksi korban sebab dari jumlah yang puluhan bahkan korban Bayu dikatakan dipegang hingga 4 orang. Selebihnya membanting istri jro mangku Merta, bahkan  menganiaya lainnya dengan linggis  hingga pingsan dan kritis.

Dimana Luh Ayu Widiani yang sudah berumur sempat dibanting dengan kondisi tangan cidera. Dan kedua korban lainnya masih kritis dan belum siuman akibat penganiayaan dimalam tragis itu.

Insiden  penganiayaan di Banjar Dinas Lebah, Desa Kaliasem, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng memberikan keterangan yang berbeda dari informasi yang tersebar baik di media mainstream maupun media sosial lainnya.

Dikonfirmasi, Minggu (06/03) siang Ketut Suartana menyatakan bahwa jika informasi yang beredar menyebutkan jika kedua keluarga tersebut saling serang dan saling lapor itu sebuah kekeliruan.
 
 “Kami tahu betul kronologinya. Yang ada bukan saling serang tapi keluarga kami yang diserang. Ini diawali dengan teriakan ancaman persis di depan rumah. Dalam teriakan tersebut, dikeluarkan kata-kata yang penuh caci maki, tudingan leak dan sebagainya. Kejadian itu persis di depan pintu gerbang rumah,” terangnya menirukan informasi keluarga.

Ia mengatakan, karena teriakan-teriakan tersebut makanya anaknya yang bernama Kadek Bayu Widiana berinisiatif keluar ke gerbang tanpa membawa apa-apa, tanpa ada senjata dan sebagainya.

 “Niatnya agar ingin tanya baik-baik, kenapa berteriak depan rumah dan seterusnya agar bisa diselesaikan baik-baik secara kekeluargaan. Baru buka pintu sudah diancam dan sebagainya. Lalu ditusuk dengan menggunakan senjata tajam sejenis golok,” ujarnya.


Kemudian mendengar teriakan anaknya yang penuh kesakitan, maka ayahnya bernama Jro Mangku Putu Mas Merta berlari keluar. 

Itu pun niatnya bukan untuk menyerang, tetapi ingin menyelamatkan anaknya yang sudah terluka parah. Jro Mangku Merta juga keluar benar-benar ingin menyelamatkan anaknya dengan tangan kosong. Namun sesampainya di luar, Merta juga dihajar dengan senjata tajam hingga terluka parah.

Nasib naas juga dialami salah anggota keluarga Jro Mangku Putu Mas Merta yakni anaknya bernama Komang Neka Muliadi juga mengalami penganiyaan dengan linggis oleh para pelaku. 

Korban Muliadi dikatakan sempat dihantam pakai linggis hingga pingsan dan sempat membuat pertolongan sebab dikira sudah meninggal dunia. Bukan hanya itu. 

Sang istri, Luh Ayu Widiani yang keluar untuk mengetahu apa yang terjadi, juga sempat dibanting hingga terjatuh. Suartana menyayangkan aksi penganiayaan tanpa melihat Putu Mas Merta seorang jro mangku, Luh Widiani seorang perempuan yang sudah berumur dan Kadek Bayu yang masih dibawah umur harus dianiaya dengan Golok.

“Jadi pemberitaan yang mengatakan kami saling serang itu tidak benar. Keluarga kami yang mendapat serangan dan tak berdaya,” ujarnya. 

Lanjutnya, bahwa Setelah mengevakuasi para korban ke rumah sakit, sekitar pukul 24.00 WITA. Ia bergegas melaporkan itu ke pihak Kepolisian setempat.

Pihak Berwajib diminta Presisi Sesuai dengan Intruksi Kapolri.

Lambatnya pertolongan kepolisian dan respon terhadap laporan korban juga sangat disayangkan. Slogan kepolisian saat ini presisi, jika lambat sangat disayangkan ujar anggota keluarga korban.

Menurut Ketut Suartana bersama dengan beberapa kerabat lainnya langsung melaporkan kasus penganiayaan tersebut ke Polsek Banjar pada Jumat (04/03) dini hari.
 

Namun malam itu tidak ada satu pun polisi yang mendatangi rumah sakit untuk ambil keterangan atau menahan para pelaku. Baru siang harinya pada Jumat (04/03) sekitar jam 10.00 WITA ada beberapa petugas datang ambil keterangan.

Namun para pelaku tidak segera diperiksa apalagi ditahan. Padahal para pelaku merupakan tetangga dekat korban sehingga tidak ada kesulitan untuk dipanggil. 

“Berikutnya kami mengetahui bahwa pihak pelaku juga melaporkan kasus yang sama ke Polsek Banjar. Padahal kami sudah lapor malam harinya, Jumat (04/03) Sementara pihak pelaku baru melaporkan kasus tersebut keesokan harinya. Kemudian kami baca berita bahwa kami saling serang. Itu sama sekali tidak benar,” ujarnya.


Merasa laporannya lambat direspon dan tidak segera ditindaklanjuti, Suartana akhirnya berinisiatif melaporkan kasus tersebut ke Mapolres Buleleng.


Namun dari sana petugas menjelaskan bahwa kasus tersebut sudah ditangani Polsek Banjar. Saat mengambil keterangan di rumah sakit, petugas dari kepolisian sempat menyampaikan jika kasus ini akan dimediasi karena kedua keluarga saling serang dan saling lapor. 

“Kami meminta keadilan yang seadil-adilnya. Kami diserang. Kami tidak melawan, tidak membawa senjata. Laporan kami bukan ditindaklanjuti malah petugas mau mediasi agar damai,” ujarnya.

Suartana mengaku, kasus ancaman, tutup jalan masuk rumah, sudah sering terjadi. Keluarganya memilih untuk mengalah, menyelesaikan secara kekeluargaan. Namun kali ini mereka main tusuk saja. 

Tindakan kepolisian saat ini adalah Barang bukti berupa alu, besi, linggis, sudah dibawa ke Polres Buleleng oleh anggota Babinkamtibmas. 
 
Sementara alat bukti berupa golok tidak kelihatan. Kejanggalan lain adalah banyak alat bukti tersebut bukan miliknya.

Tidak sampai disana beberapa keluarga korban juga menyatakan bahwa akan menyampaikan banyak hal, seandainya kasus penganiayaan hanya diselesaikan dengan mediasi tanpa tindakan hukum yang adil bagi keluarga Jro Mangku Putu Mas Merta yang mendapat Penganiayaan dari oknum oknum yang konon dalam aksinya seusai melakukan pesta miras.(red)

#Berita Bali 
#Kapolri 
#PoldaBali
#PolriPresisi