Kediri, Visinusantara.my.id -- Nur Kholis menjadi saksi kunci dalam peristiwa berdarah di Dusun Bangun Mulyo, Desa Pojok, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri. Ketua RT 41 / RW 12 adalah orang yang pertama kali diincar oleh Riyanto (35) namun ia berhasil selamat dari maut.
Kronologi penganiayaan 10 orang dengan tindakan pembacokan itu, yang dilakukan oleh Riyanto, pada Selasa (7/3). Dan siang sekitar pukul 12.30, Nur Kholis berada di rumah bersama istrinya Siti Khotimah. Keduanya di teras belakang melihat pelaku berada di pos kamling yang tak jauh dari rumah.
“Waktu itu saya lihat Riyanto di Poskamling depan situ, bawa arit (sabit). Dia saya tanya mau apa, katanya mau cari anak tapi anak siapa tidak jelas. Katanya mau diajak cari rumput. Tapi semakin mendekat ke saya, terus saya kabur dikejar,” terangnya.
Tak berselang lama, Riyanto mendatangi rumah Nur Kholis. Pelaku tampak tak seperti biasanya. Tatapan matanya kosong. Mukanya menghitam dan sulit dikenali. Bahkan, istri Nur Kholis yang notabene kerabat pelaku sempat tidak mengenali. Tangan pelaku menggenggam sabit yang mengkilat berukuran besar.
“Wajahnya hitam sekali, sampai istri saya tidak mengenali. Tatapannya kosong,” imbuhnya.
Merasa diincar oleh oleh pelaku, Nur Kholis lari menyelamatkan diri ke arah kandang belakang rumahnya.
“Pintu itu didobrak sama Riyanto, dia masuk rumah. Nah saat itu mertua saya pak Aziz keluar, karena mungkin ramai, beliau nanya ada apa, terus ketemu Riyanto langsung dibacok,” lanjutnya. Abdul Azis tewas di tangan pelaku. Bahkan, adik Nur Kholis juga turut menjadi korban aksi brutal Riyanto.
Nur Kholis tak sempat menyelamatkan adik dan mertuanya. Dia kembali kabur ke arah timur. Dia kemudian kembali bertemu Riyanto di sebuah sumur warga.
Tanpa bicara, pelaku menyerang Nur Kholis. Beruntung, korban berhasil menangkis dengan timba sumur. Sampai akhirnya datang kedua orang tua pelaku, Siswo dan Tuminah.
“Saat itu orang tua Riyanto bilang, sadar Nak. Istighfar,” kata Kholis menirukan kalimat orang tua Riyanto.
Ia memastikan tak ada masalah pribadi dengan pelaku. Pelaku sendiri terkenal tertutup, dan jarang bersosialiasi. Sejak menikah, pelaku bahkan pindah ke rumah istrinya di Purworejo. Dia hanya sesekali datang ke rumah orang tuanya itu.
“Saya pastikan tidak ada masalah dengan pelaku,” pungkas Nur Kholis.
Diberitakan sebelumnya, peristiwa berdarah terjadi di Dusun Bangun Mulyo, Desa Pojok, Kecamatan Wates Kabupaten Kediri, pada Selasa kemarin. Riyanto (35) pemuda desa setempat mengamuk dan membacok 10 orang warga. Tiga diantaranya tewas, tujuh orang lain luka-luka. (Tri)