Naur Sesangi Kemenangan Koster-Giri dan Sutjidra-Supriatna dengan Ngaturang Tuak di Tugu Singa
MEDIABULELENG.COM- Tokoh masyarakat asal Desa Tajun, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, Made Suyasa merayakan kemenangan pasangan calon Gubernur Bali, Wayan Koster-Nyoman Giri Prasta dan Bupati Buleleng, Nyoman Sutjidra-Gede Supriatna dengan cara unik. Mantan Camat Kubutambahan itu Naur Sesangi dengan ngaturang Tuak di Tugu Singa pada Sabtu (30/11) siang.
Sebelum Naur Sengangi, Suyasa sebelumnya melakukan persembahyangan di Pura Giri Emas. Kemudian dia lantas melanjutkan perjalanan menuju Kota Singaraja.
Di tangannya tertenteng sebuah jerigen ukuran tanggung lengkap dengan foto pasangan Sutjidra-Supriatna. Selain tu, dia juga membawa beberpa tauk dalam botol.
"Jumlah tuak sekirar 5 liter. Ini tuak asli desa Tajun," kata Suyasa
Tuak yang dibawa Suyasa itu kemudian dipersembahkan terlebih dahulu di Tugu Singa Ambara Raja. Tuak itu dituangkan mengelilingi Tugu Sunga.
Kemudian, setelah melakukan beberapa ritual, tuak itu diminum dengan cara diceret.
“Saya menabuh tuak itu berharap dapat meneduhkan ketegangan-ketegangan dalam pilkada, yang sudah berjalan lancar" imbuh dia
Dijelaskan Suyasa, memilih tuak untuk Naur Sesangi memiliki nilai filosofis tersendiri. Dengan harapan, pemimpin yang terpilih jangan sampai mabuk kekuasaan.(*).
Sebelum Naur Sengangi, Suyasa sebelumnya melakukan persembahyangan di Pura Giri Emas. Kemudian dia lantas melanjutkan perjalanan menuju Kota Singaraja.
Di tangannya tertenteng sebuah jerigen ukuran tanggung lengkap dengan foto pasangan Sutjidra-Supriatna. Selain tu, dia juga membawa beberpa tauk dalam botol.
"Jumlah tuak sekirar 5 liter. Ini tuak asli desa Tajun," kata Suyasa
Tuak yang dibawa Suyasa itu kemudian dipersembahkan terlebih dahulu di Tugu Singa Ambara Raja. Tuak itu dituangkan mengelilingi Tugu Sunga.
Kemudian, setelah melakukan beberapa ritual, tuak itu diminum dengan cara diceret.
“Saya menabuh tuak itu berharap dapat meneduhkan ketegangan-ketegangan dalam pilkada, yang sudah berjalan lancar" imbuh dia
Dijelaskan Suyasa, memilih tuak untuk Naur Sesangi memiliki nilai filosofis tersendiri. Dengan harapan, pemimpin yang terpilih jangan sampai mabuk kekuasaan.(*).